Ridwan Kamil Jawab Keresahan Para Supir Angkot yang Terancam Usai Angkutan BRT Resmi Beroperasi

26 Desember 2022, 16:45 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam acara KOPDAR di Bandung /HUMAS JABAR

 

MAPAY BANDUNG - Pro kontra akan selalu datang tiap kali kebijakan pemerintah diterapkan, termasuk di antaranya ada keresahan dari para supir angkutan kota (angkot) yang merasa terancam usai Bus Rapid Transit (BRT) resmi beroperasi.

Tak sedikit dari para supir angkot itu beranggapan, hadirnya BRT akan mengganggu ekosistem hingga mengurangi pendapatan mereka.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, memberi jawaban atas keresahan para supir angkot yang merasa terancam usai angkutan BRT resmi beroperasi.

Baca Juga: Ingin Sewa Sepeda BOSEH Saat Libur Tahun Baru di Bandung? Jangan Bingung! Begini Caranya

Disampaikan Ridwan Kamil, angkot yang ada di wilayah Bandung Raya nantinya akan dikonversikan ke dalam bus BRT.

Termasuk para supir angkot, yang akan menjadi bagian konsorsium transportasi publik.

"Waktu jadi supir angkot pendapatannya sekian, nanti jadi supir bus pendapatannya juga sekian, hanya berubah yang tadinya sopir angkot nanti menjadi supir bus," kata Ridwan Kamil, yang dikutip MapayBandung.com dari siaran pers, Senin 26 Desember 2022.

Baca Juga: Bakal Ada Car Free Night di Jalan Asia Afrika Bandung pada Malam Tahun Baru

Sebagaimana diketahui, Bus Rapid Transit (BRT) resmi diperkenalkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Sabtu 24 Desember 2022, sebagai moda transportasi massal ramah lingkungan di Bandung Raya.

Usai diresmikan Ridwan Kamil pada Sabtu kemarin, BRT saat ini sudah mulai beroperasi dan sudah terlihat lalu lalang di jalanan Bandung Raya.

Ridwan Kamil menambahkan, BRT secara aktif sudah beroperasi menggunakan 8 bus listrik dengan kapasitas 25 penumpang per bus.

Baca Juga: BRT Bandung Raya Sudah Beroperasi, 8 Bus Listrik Hilir Mudik Setiap Hari

Untuk transportasi antar regional akan ada LRT (Lintas Rel Terpadu), yang sudah disepakati rutenya.

Sedangkan untuk persoalan anggaran, Ridwan Kamil mengatakan, dirinya akan berhimpun bersama kepala daerah Bandung Raya secepatnya untuk membahas hal tersebut.

"Nah awal Januari para kepala daerah Bandung Raya akan berhimpun untuk menyepakati anggaran, juga komitmen operasional dan lain-lain," katanya.

Menurut Ridwan Kamil, BRT adalah solusi masterplan untuk mengatasi macet, karena mayoritas penduduk di kawasan Bandung menggunakan transportasi pribadi mencapai sekitar 84 persen.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Minggu Ini dari 26 sampai 31 Desember 2022

"Dalam hitungan 20 sampai 30 tahun, kalau ini dibiarkan, ketika keluar rumah semua kena macet," ucap Ridwan Kamil.

Transportasi massal ini memiliki berbagai jenis yang disesuaikan dengan kondisi dataran dan cekungan jalan seputar Bandung Raya.

Sehingga, ada perbedaan dengan kota besar lainnya dan memiliki banyak tantangan tertentu.

"Di Bandung berbeda dengan Jakarta, Semarang atau Surabaya yang tanahnya datar dan jalannya lebar. Cekungan Bandung atau kawasan Bandung Raya ini jalannya kecil-kecil, berkelok-kelok, dan berbukit-bukit,” ucapnya.

Kawasan Cekungan Bandung meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.***

 

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler