Julius Caesar naik ke tampuk kekuasaan dan menjadi raja. Saat itu masyarakat Romawi mengikuti kalender dengan jumlah 355 hari. Saat itu mereka menambahkan 22 hari setiap dua tahun sekali.
Meski demikian solusi tersebut sangatlah rumit. Jadi Caesar memerintahkan ahli astronominya, Sosigenes, untuk menyederhanakan segalanya. Sosigenes memilih 1 tahun terdiri dari 365 hari dengan tambahan satu hari setiap empat tahunnya. Inilah yang menjadikan 29 Februari lahir.
Baca Juga: Israel Batasi Warga Palestina ke Masjid Al Aqsa saat Ramadhan
3. Alasan dipilih bulan Februari
Mengapa harus tanggal 29 Februari? Mengapa juga bulan Februari tidak dibuat menjadi 30 atau 31 hari?
Ternyata hal ini sangat erat kaitannya dengan sejarah kaisar Romawi setelah Julius Caesar. Semua bulan memiliki 30 atau 31 hari, tetapi Februari harus ‘menderita’ karena ego Kaisar Romawi Caesar Augustus.
Di bawah Julius Caesar, Februari memiliki 30 hari namun ketika Kaisar Augustus memerintah, dia kesal bahwa bulan kelahirannya yaitu Agustus hanya memiliki 29 hari.
Sedangkan bulan yang dinamai sesuai dengan pendahulunya yaitu Julius yang lahir pada bulan Juli harus memiliki 31 hari.
Saat itu, August Caesar mengambil sedikit hari dari bulan Februari dan membuatnya sama dengan Juli. Dan itulah yang terjadi pada bulan Februari seperti yang kita lihat setiap tahun.