Sejarah 14 Juli, Perjuangan Perancis dalam Mencapai Negara yang Merdeka

- 14 Juli 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi. Sejarah hari ini 14 Juli 2021: dari Revolusi Prancis hingga terpilihnya China sebagai tuan rumah olimpiade.
Ilustrasi. Sejarah hari ini 14 Juli 2021: dari Revolusi Prancis hingga terpilihnya China sebagai tuan rumah olimpiade. /Pixabay/StockSnap

MAPAY BANDUNG - Perancis adalah salah satu negara yang sudah merdeka sejak lama. Namun untuk meraih kemerdekaannya tidaklah mudah.

14 Juli menjadi titik balik Perancis menjadi negara yang bebas dari kekuatan monarki absolut Raja Louis XVI. Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten membuat kekecewaan rakyat Perancis semakin menjadi-jadi.

Dengan keadaan keuangan negara yang sedang mengalami krisis. Dimana pajak yang diberikan lebih berat kepada rakyat biasa dibandingkan kaum pendeta maupun bangsawan.

Dibentuklah sebuah komisi bernama Etats-Généraux yang berisi tiga états atau kelompok. Komisi ini dibuat karena keputusan yang diberikan menteri keuangan sebelumnya tidak diindahkan menteri raja.

Baca Juga: Sama dengan Indonesia, Ini Negara yang Rayakan Idul Adha pada Minggu 10 Juli 2022

Kelompok états tersebut dibagi menjadi tiga. États Satu diisi oleh para bangsawan, États Dua berisi para pendeta, dan États Tiga berisi para rakyat biasa.

États-Généraux menggelar pertemuan pada tanggal 5 Mei 1789 di Versailles. Perdebatan antara états pendeta dan états tiga tak dapat dihindari, états tiga merasa kekurangan waktu untuk memutuskan.

États Tiga yang semakin radikal memilih untuk mengadakan pertemuannya sendiri. Karena Raja Louis XVI melarang mereka melakukan kegiatan ini, états tiga memilih lapangan tenis untuk dijadikan tempat pertemuan.

Dimana états tiga bersumpah untuk tidak berpisah hingga Perancis menjadi negara konstitusi. Sumpah ini dikenal juga sebagai Sumpah Lapangan Tenis.

Penolakan raja terhadap hasil pertemuan états tiga dan penolakan terhadap keputusan menteri ternama, Jacques Necker, membuat amarah rakyat semakin bergejolak. Kekacauan terjadi di seluruh penjuru kota Paris.

Baca Juga: Suaranya Bisa Memikat Burung Lain, Ini Keistimewaan Katuranggan Perkutut Gendowo Sabdo, Begini Cirinya

Dilansir dari diplomatie.gouv.fr, pada Juli, Raja Louis XVi meminta tentara kerajaan untuk diturunkan ke jalanan menahan massa yang mengamuk. Kericuhan antara rakyat dan tentara kerjaan pun tak dapat terhindar.

Salam prosesnya rakyat mendatangi Penjara Bastille untuk mengambil alih persenjataan dan membebaskan tahanan politik raja. Pemberontakan ini dianggap menjadi simbol atas kemenangan rakyat Perancis terhadap Ancien Régime atau Rezim Lama.

La Fête de Fédération dirayakan setiap 14 Juli atas kebebasan rakyat Perancis dari monarki absolut. Dimana tiap tanggal 14 Juli terdapat parade tentara yang berjalan di Champs-Élysées.

Sejak saat itu, negara Perancis dikenal dengan negara yang menganut nilai liberté, égalité, et fraternité. Atau dalam bahasa Indonesia menjadi kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.***(Meitri Lathifah/Job Training)

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah