MAPAY BANDUNG - Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan respon tak terduga atas sanksi ekonomi yang ditetapkan ‘negara tak bersahabat’.
Putin mengatakan, pihaknya akan segera mengubah mata uang dalam transaksi penjualam gas, ke negara tersebut.
Hal ini dilakukan Putin sebagai balasan atas pembekuan sejumlah aset milik Rusia di sebagian besar negara barat.
Baca Juga: Lakukan Perundingan dengan Rusia, Zelenskyy Ngaku Keberatan
“Akan terjadi perubahan mata uang transaksi pembayaran, yang nantinya akan diganti dengan rubel Rusia," ucapnya, dikutip MapayBandung.com sari Reuters, Kamis 24 Maret 2022.
Putin juga meminta salah satu perusahaan gas terbesar di Rusia, Gazprom untuk segera merubah kontrak dengan negara terkait.
Gazprom menyatakan, 58 persen penjualam gas ke Eropa dilakukan dengan mata uang Euro. Sementata Dolar AS menyumbang 39 persen laba kotor.
Baca Juga: Rusia Anggap Polandia Ceroboh Saat Sarankan Pasukan NATO Dikirim ke Ukraina
Gasprom sendiri menyampaikan jika 40 persen kebutuhan gas Eropa, berasal dari mereka.