Antrean ambulans di krematorium juga sudah masuk dalam tanda krisis. Pasalnya selama berjam-jam mereka menunggu untuk membebaskan banyak orang yang berpulang.
Satu krematorium di Yangon telah melakukan sekitar 300 kremasi sehari, melonjak tajam dari biasanya 50 kremasi.
Baca Juga: Waspada Jika Anda Merasakan Tanda-Tanda Ini, Bisa Jadi Kena Santet
Inilah beberapa kenyataan pahit yang diakui Bo Sien di jalanan Myanmar.
"Mayat-mayat itu menumpuk. Beberapa bahkan membutuhkan satu atau dua hari untuk dikremasi. Ada perbedaan antara jumlah mayat dan jumlah kendaraan pemakaman,” jelasnya lagi.
Mereka yang putus asa sekarang menggantungkan bendera dari rumah mereka, memohon bantuan, bendera kuning untuk obat-obatan, dan bendera putih untuk makanan.
Seorang pemuda, yang tidak mau disebutkan namanya, menggantungkan kaus bola berwarna kuning dari balkonnya.
Dia memberi tahu bahwa ayahnya telah dites positif dan membutuhkan oksigen, tetapi begitu juga kerabat banyak orang, dan kini persediaan oksigen di sana telah menipis.
Baca Juga: Brisia Jodie Kecelakaan dan Dilarikan ke Rumah Sakit, Begini Kondisinya
Hasilnya penduduk mengantre dalam antrean panjang yang meliuk-liuk di jalan, karena orang yang dicintai menunggu oksigen yang mungkin dapat menyelamatkan jiwa mereka.