Covid-19 Makin Buruk, Gudang Kargo di Bangkok Disulap Rumah Sakit dengan 1.800 Tempat Tidur

- 29 Juli 2021, 17:15 WIB
Ilustrasi pandemi Covid-19 di Thailand
Ilustrasi pandemi Covid-19 di Thailand /Foto: Unsplash/Robert Norton @rnphotos/

MAPAY BANDUNG - Fasilitas penyimpanan kargo atau warehouse di bandara ibu kota Bangkok akan dibuka jadi rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 dengan gejala sedang karena Thailand telah mencatat rekor kasus terbarunya.

Jelasnya sebuah gudang kargo di Bandara Don Muang, Bangkok telah diubah menjadi rumah sakit lapangan dengan 1.800 tempat tidur, saat negara Thailand berjuang dengan gelompang wabah Covid-19 terparah baru-baru ini.

Rumah sakit di ibu kota Bangkok, telah menjadi tempat wabah terkonsentrasi, sehingga pihak rumah sakit tersebut kewalahan oleh pasien, bahkan terpaksa harus sampai menolak pasien.

Pada hari Kamis, 29 Juli 2021 negara itu telah melaporkan rekor kasus terbarunya, yakni 17.669 kasus dan 165 kematian.

Sementara itu dikutip dari TheGuardian.com menjelaskan bahwa Rienthong Nanna, selaku direktur Rumah Sakit Mongkutwattana tersebut telah mengatakan rumah sakit lapangan yang baru ini dirancang hanya untuk pasien dengan gejala sedang saja.

Baca Juga: Paradise Garden, Mini Serial Terbaru Vanesha Prescilla dan Jefri Nichol yang Tayang di Vidio

“Tetapi jika kondisi pasien memburuk, mereka akan dipindahkan ke rumah sakit lapangan kami yang lain yang disebut Rumah Sakit Lapangan Pitak Rachan (Protect the King),” kata Rienthong, dikutip MapayBandung dari The Guardian, Kamis, 29Juli 2021.

Seorang pensiunan mayor jenderal dan pemimpin ultra-royalis itu juga menambahkan bahwa lebih banyak rumah sakit lapangan akan dibutuhkan lagi saat kasus banyak muncul seperti ini.

Pasalnya beban kasus Thailand telah meningkat dari asalnya yang kurang dari 30.000 infeksi pada awal April lalu, menjadi membengkak melebihi angka 540.000.

Pemerintah pun menghadapi kemarahan yang meningkat atas tanggapannya terhadap penanganan pandemi, ini termasuk program vaksinasi, yang menurut para kritikus terlalu lambat dan kurang transparan.

Faktanya hanya lebih dari 5% dari populasi Thailand saja yang sudah divaksinasi lengkap.

Baca Juga: Gempa Besar dengan Magnitudo 8,2 Guncang Alaska, Otoritas Setempat Keluarkan Peringatan Tsunami

Pemerintah Thailand dituduh terlalu mengandalkan AstraZeneca yang diproduksi di dalam negeri oleh Siam Bioscience, sebuah perusahaan milik kerajaan yang sebelumnya tidak memasok vaksin.

Di saat yang bersamaan, pemerintah Thailand juga telah memperingatkan bahwa mereka akan menuntut individu dan media yang menyebarkan berita yang tidak akurat dan telah menerapkan tindakan darurat yang melarang berbagi berita yang dapat menyebabkan kesalahpahaman, atau yang dapat menimbulkan ketakutan di masyarakat.

Menanggapi hal ini enam asosiasi jurnalis besar di Thailand telah mengutuk langkah tersebut, dengan menyatakan bahwa tindakan itu dengan ungkapan “niat untuk menindak kebebasan berekspresi yang dinikmati oleh media dan publik.”

Sementara itu, rapper remaja Milli baru-baru ini juga didakwa karena mengkritik pengelolaan pandemi oleh pemerintah Thailand di media sosial.*** (David Wardana Saputra/JOB)

Editor: Haidar Rais

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah