Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Visinya Kembangkan Virtual Reality

29 Oktober 2021, 10:46 WIB
CEO Facebook Mark Zuckerberg Mengumumkan Perubahan Nama Baru Facebook /Deasy Rafianty/Pexels

MAPAY BANDUNG - Raksasa teknologi Facebook secara resmi mengumumkan perubahan namanya atau rebranding menjadi “Meta” pada Kamis 28 Oktober 2021, kemarin.

Perubahan nama Facebook itu sebagai salah satu penunjang visi pengembangan realitas virtual atau virtual reality metaverse di masa depan.

CEO Mark Zuckerberg mengatakan nama baru itu mencerminkan investasi visinya di dunia metaverse ketimbang layanan media sosial yang akan terus disebut Facebook.

Sebagai langkah awal, dalam konferensi pers daring itu Mark Zuckerberg menggunakan virtual reality dan augmented reality yang disiarkan langsung perusahaan Facebook.

Baca Juga: Sekolah Dasar di New York Larang Siswanya Gunakan Kostum Halloween Squid Game

Dilansir Antara dari Reuters, Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel distopian “Snow Crash” pada tiga dekade lalu dan sekarang menarik perhatian di Silicon Valley.

Istilah ini merujuk secara luas pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda.

“Saat ini, merek kami terkait erat dengan satu produk sehingga tidak mungkin mewakili semua yang kami lakukan hari ini, apalagi di masa depan,” kata Zuckerberg.

Perusahaan, yang telah banyak berinvestasi dalam augmented reality dan virtual reality, mengatakan perubahan itu akan menyatukan berbagai aplikasi dan teknologi di bawah satu merek baru.

Baca Juga: Alasan Tak Terduga Mengapa Huruf Thailand dan Aksara Jawa Terlihat Sama

Merek tersebut, kata Facebook, dikatakan tidak akan mengubah struktur perusahaannya.

Zuckerberg juga menunjukkan demo video seperti apa metaverse itu, dengan orang-orang terhubung sebagai avatar dan akan dibawa ke versi digital dari berbagai tempat dan periode waktu.

Dia mengatakan bahwa metaverse perlu dibangun dengan mempertimbangkan keamanan dan privasi.

Perubahan nama terjadi di tengah badai yang menimpa perusahaan media sosial terbesar di dunia itu, menghadapi serangkaian kritik dari pembuat undang-undang dan regulator atas dominasi pasar, sistem algoritmik, dan pemolisian penyalahgunaan pada layanannya.

Baca Juga: Singapura Izinkan Wisatawan Indonesia Berkunjung, Simak Ketentuannya

"Meskipun akan membantu mengurangi kebingungan dengan membedakan perusahaan induk Facebook dari aplikasi pendirinya, perubahan nama tidak tiba-tiba menghapus masalah sistemik yang mengganggu perusahaan,” ujar direktur riset di firma riset pasar Forrester, Mike Proulx.

Sementara itu, profesor pemasaran di Georgetown University McDonough School of Business, Prashant Malaviya, menilai perubahan nama itu tampak seolah perusahaan ingin menghindari kritik dan pengawasan.

“Tanpa ragu, (nama Facebook) pasti rusak dan beracun,” katanya.

Baca Juga: Viral! Fotografer Ini Hapus Semua Foto Pernikahan Temannya, Alasannya Bikin Nyesek

Dalam kontroversi terbaru, pelapor dan mantan karyawan Facebook Frances Haugen membocorkan dokumen yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih keuntungan daripada keamanan pengguna.

Haugen dalam beberapa pekan terakhir bersaksi di hadapan subkomite Senat Amerika Serikat dan anggota parlemen di Parlemen Inggris.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler