Alasan Tak Terduga Mengapa Huruf Thailand dan Aksara Jawa Terlihat Sama

24 Oktober 2021, 16:42 WIB
Aksara Jawa (carakan atau nglegena). /PORTAL JEMBER/Woro Auliadana Balkis

 

MAPAY BANDUNG - Pernahkah kalian merasa abjad Thailand hampir mirip dengan Bahasa Jawa?

Huruf Thailand yang disebut mirip dengan abjad Jawa disebut ‘Aksorn,’ sedangkan huruf Jawa sering disebut dengan Aksara.

Terdengar mirip bukan Aksorn dan Aksara?

Aksara sendiri secara garis besar ialah sistem penulisan yang mempermudah komunikasi.

Mengapa bisa terdengar dan terlihat mirip? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Gratis! Ini Link Streaming MotoGP Emilia Romagna yang Tayang di Trans 7 Sore Ini

Dilansir MapayBandung.com dari kanal Youtube Sepulang Sekolah pada Minggu, 24 Oktober 2021, aksara pada Bahasa Jawa dan Aksorn pada huruf Thailand pada dasarnya nenek moyangnya sama.

Jika ditarik tipe penulisan Aksorn dan Aksara disebut juga dengan Abugida.

Abugida ialah sistem penulisan yang tiap unitnya berdasarkan konsonan.

Aksorn dan Aksara dipercaya berasal dari Aksara Aramaic atau Aksara aram yang dipakai di Bahasa Aram.

Bahasa aram ialah bahasa yang sudah ada sejak abad ke-12 sebelum masehi, dan pertama kali ditulis pada abad ke-10 sebelum masehi.

Baca Juga: 8 Fakta Mistis Saat Gibran Hilang di Gunung Guntur, Salah Satunya Bertemu Tuyul yang Tersesat

Pada tahun 700 sebelum masehi, Bahasa Aram mulai menyebar, dan aksen-aksen Bahasa Aram yang lain mulai bermunculan, seperti di Mesopotamia, Babilonia, Levant dan Mesir, mereka menggunakan Bahasa Aram dengan logat yang berbeda-beda.

Pada saat itu Bahasa Aram mulai tercampur dengan bahasa lain hingga akhirnya yang mengerti Bahasa Aram yang murni hanya orang-orang kerajaan, seperti pada kitab raja-raja.

Raja Hizkia ialah Raja dari Yehuda diketahui bernegosiasi dengan duta besar dari Asyur dengan menggunakan Bahasa Aram, agar percakapan mereka tidak dimengerti oleh orang awam.

Pada tahun 600 sebelum masehi, Raja Kanaan menulis surat untuk Firaun menggunakan Bahasa Aram.

Karena Bahasa Aram sudah menyebar ke berbagai belahan dunia, akhirnya turunan bahasanya pun menjadi banyak, salah satu turunannya adalah Aksara Brahmi.

Baca Juga: Ustadz Hanan Attaki Sebut Galau Sebagai Penyakit Paling Berbahaya yang Setara Kanker

Aksara Brahmi adalah Aksara yang dipakai di India pada masa kerajaan Asoka pada tahun 270-232 sebelum masehi.

Setelah itu Bahasa Brahmi terbagi juga menjadi dua, antara Aksara Brahmi India Utara dan Aksara Brahmi India Selatan.

Dan pada akhirnya Aksara Brahmi dari India Selatan ini yang menyebar ke Asia Tenggara, seperti Laos, Kamboja, Thailand, beberapa kerajaan di Indonesia, Vietnam dan juga Filipina. Lebih tepatnya pada kerajaan Hindu-Budhanya.

Ciri-ciri dari Aksara Brahmi ini adalah ada beberapa huruf yang berbeda namun bunyinya sama.

Pada Abugida Aksara dan Aksorn memiliki Pallawa Alphabet, yakni turunan Aksara dari Brahmi.

Baca Juga: Disdik Sebut Kegiatan PTM di 14 Sekolah di Kota Bandung Dihentikan Sementara Mulai Besok

Dan Palawa merupakan Aksara yang penting bagi kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Istilah Palawa pertama kali dipakai oleh arkeolog dari Belanda, Nicholas Johannes Krom yang mengambil dari dinasti Palawa, dinasti yang pernah berkuasa di Selat India pada abad ke 4-9 masehi.

Setelah itu Aksara Palawa bertransformasi menjadi Aksara Pasca Palawa, yang muncul diberbagai tempat di Asia Tenggara.

Di Indochina, Aksara Palawa ini berkembang menjadi Aksara Khmer kuno, cikal bakalnya aksara Thai dan Aksorn.

Di Pulau Jawa, Aksara Palawa ini berkembang menjadi Aksara Kawi atau disebut juga Aksara Jawa kuno.

Dan Aksara Kawi pun mempunyai turunan kembali menjadi Aksara Bali, Aksara Sunda dan Aksara Jawa.

Maka itulah mengapa Aksara Jawa dan Aksorn Thailand mempunyai kemiripan karena berasal dari bahasa nenek moyang yang sama.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler