Dilanda Kekeringan, Kebakaran Hutan di Amerika Serikat Terjadi Dimana-mana

27 Juli 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan /PIxabay



MAPAY BANDUNG - Setidaknya ada 85 kebakaran hutan yang aktif telah membakar sekitar 1,5 juta hektar di 13 negara bagian Amerika Serikat (AS).

Sebagian besarnya berada di daerah barat, dimana daerah tersebut memiliki kondisi yang kering sehingga memicu api yang bergerak lebih cepat dan menyebabkan banyak kebakaran ekstrem yang terbukti sulit untuk dikendalikan.

Dikutip MapayBandung.com dari The Guardian, Selasa 26 Juli 2021, kebakaran-kebakaran ini telah dilaporkan sebagai musim kebakaran di tahun 2021.

Menurut National Interagency Fire Center (NIFC), banyaknya kebakaran di tahun 2021 sudah berada di jalur untuk memecahkan rekor yang ditetapkan tahun lalu, ketika lebih dari 10,6 juta hektar terbakar.

Baca Juga: Ramai Video UAS Dilarang Ceramah oleh Ulama di Indonesia, Faktanya Bikin Nyesek

Hal tersebut bisa terjadi sebab menurut NIFC saat ini lebih dari 90% wilayah barat sudah mengalami kekeringan, dan dengan gelombang panas baru-baru ini bisa menjadi ancaman yang besar untuk terjadi kebakaran lainnya.

Salah satu kebakaran besar yang terjadi adalah Kebakaran Dixie di California, dengan ukuran besar Api Dixie telah menghanguskan hampir 197.500 hektar.

Para pejabat setempat telah melaporkan perkiraan awal, ada 16 rumah dan bangunan lainnya telah hancur, tetapi jumlah sebenarnya diasumsikan bisa lebih tinggi lagi.

Baca Juga: Antapani Kidul Teratas, Ini 10 Kelurahan dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak di Kota Bandung

Rick Carhart, seorang petugas informasi publik Cal Fire, mengatakan kru-nya belum dapat mengakses area yang terbakar.

“Sebagian dari masalahnya adalah mereka secara fisik (kita) tidak dapat melihat apapun karena sangat berasap,” katanya.

Sementara itu, lebih dari 10.700 rumah juga terancam sehingga perintah evakuasi telah dikeluarkan kepada masyarakat di tiga wilayah.

Parahnya api berkobar di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kru dan mesin pemadam, sehingga mempersulit upaya penanggulangan.

Karenanya lebih dari 2.200 petugas pemadam kebakaran terus memadamkan api, tetapi dampak dari penanggulangan ini malah menciptakan formasi awan besar dari asap yang dapat menghasilkan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Baca Juga: Profil dan Biodata Amanda Manopo, Artis Muda yang Populer Berkat Ikatan Cinta

Cuaca yang dimaksud adalah seperti badai petir dan sambaran petir kering yang dapat menyebabkan petikan kebakaran yang baru.

Oleh karena itu Carhart memikirkan untuk menarik sebagian petugasnya itu, sampai menunggu keadaan yang lebih baik lagi.

"Jika perilaku kebakaran menjadi terlalu ekstrem, kami akan menarik petugas pemadam kebakaran dari jalur dan meminta mereka kembali menunggu sampai kondisinya lebih baik, sehingga mereka dapat kembali bekerja," kata Carhart.

Asap dari kebakaran yang membakar daerah barat ini telah menyelimuti beberapa wilayah AS.

Berita buruk lainnya, asap ini juga menyebabkan kualitas udara yang tidak sehat.

Baca Juga: Heboh Presiden Jokowi Tahu Sosok Pengkhianat Istana, Faktanya Bikin Kesal

Sementara itu gelombang panas ekstrem lainnya diperkirakan akan terjadi lagi dalam beberapa hari mendatang, karena "kubah panas" yang sangat besar diperkirakan akan meningkatkan suhu di AS.

Khususnya AS bagian barat dan tengah dari California dan Pasifik barat laut, hingga Great Plains dan Great Lakes.

Suhu diperkirakan berkisar antara 15 hingga 25 derajat lebih tinggi dari suhu biasanya hingga dapat memecahkan rekor suhu terpanas lainnya.

Panas yang berlebihan ini sayangnya juga akan meningkatkan risiko kebakaran baru di seluruh wilayah.

Ternyata perubahan iklim lah yang memainkan peran kunci dalam meningkatnya intensitas kebakaran di AS barat ini.

Musim kebakaran juga diperkirakan akan berlangsung lebih lama, sehingga menambah bencana dan menguras sumber daya yang ada.*** (David Wardana/JOB)

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler