Jejak Sejarah dan Asal Usul Babakan Siliwangi Bandung, Hutan Kota yang Sudah Ada Sejak 1920

- 4 Juni 2024, 10:30 WIB
Babakan Siliwangi (Baksil), merupakan tempat yang cocok untuk ngabuburit. / instagram/ @herdiabumusa/
Babakan Siliwangi (Baksil), merupakan tempat yang cocok untuk ngabuburit. / instagram/ @herdiabumusa/ /

 

BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Berikut ini adalah sejarah dan asal usul Babakan Siliwangi, sebuah hutan kota yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat.

Babakan Siliwangi atau yang akrab disingkat sebagai Baksil, bukan sekadar kawasan hutan kota biasa di Kota Bandung.

Baca Juga: Baru Tahu! Ternyata Begini Sejarah Makanan Karedok, Bermula dari Kebiasaan Urang Sunda Ini

Di balik pepohonan dan sungai-sungai yang melintasi, terdapat sejarah yang kaya dan sering kali kontroversial, menandakan pentingnya kawasan ini bagi masyarakat Kota Bandung.

Dilansir MapayBandung.com dari Humas Kota Bandung, Selasa 4 Juni 2024, Babakan Siliwangi ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, atau pada tahun 1920.

Baca Juga: Bukan Nama Ratu Inggris! Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usul Cendol Elizabeth Bandung

1. Zaman Penjajahan: Awal Sebuah Warisan Alam

Pada zaman penjajahan Belanda, kawasan ini dikenal sebagai Lebak Gede, sebuah sabuk hijau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Kota Bandung.

Dibentuk oleh Sungai Cikapundung puluhan ribu tahun yang lalu, Lebak Gede dianggap sebagai warisan alam bagi kota ini. Rencana untuk menjadikannya hutan kota dan perkebunan terbuka bagi masyarakat umum pertama kali digagas pada tahun 1920.

Baca Juga: Bukan Soal Cinta-cintaan, Ternyata Begini Sejarah dan Asal Usul Nama Margacinta Bandung

2. Periode 1950an - 1980an: Menuju Era Komersialisasi

Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Lebak Gede diambil alih oleh Pemerintah Kota Bandung.

Namun, dengan berkembangnya Bandung, muncul keinginan untuk mengubah fungsi kawasan ini menjadi pusat kegiatan komersial.

Pada masa pemerintahan Wali Kota Otje Djundjunan, upaya fisik di kawasan ini mengalami peningkatan. Restoran Babakan Siliwangi dan berbagai fasilitas wisata lainnya dibangun, menciptakan suasana pariwisata yang ramai.

3. Periode 1990an - Kini: Kontroversi dan Pemulihan

Komersialisasi tidak datang tanpa kontroversi. Rencana pembangunan lebih lanjut, terutama yang melibatkan pihak swasta, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Di tengah perdebatan ini, kebakaran yang menghanguskan Restoran Babakan Siliwangi pada tahun 2003 menambah kompleksitas situasi. Namun, perjuangan untuk mempertahankan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota terus berlanjut.

4. Pengembangan Babakan Siliwangi Kini: Kembali ke Akar

Deklarasi Babakan Siliwangi sebagai hutan kota dunia oleh PBB pada tahun 2011 memberikan momentum baru. Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah tegas dengan memutuskan kerjasama dengan pihak swasta pada tahun 2013, mengembalikan pengelolaan sepenuhnya ke tangan pemerintah.

Upaya untuk menata Babakan Siliwangi sebagai hutan kota yang dapat diakses oleh masyarakat terus dilakukan, dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.

Babakan Siliwangi, dengan sejarahnya yang panjang dan seringkali penuh tantangan, adalah cerminan dari perjuangan untuk menjaga lingkungan dan warisan alam yang berharga.

Dalam rangka menghadapi masa depan yang lebih baik, langkah-langkah untuk menjaga dan mengembangkan kawasan ini sebagai ruang terbuka hijau yang berkelas dunia terus dilakukan, semoga menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah