Beberapa Kali Timbulkan Banjir, Ternyata Di Sini Hulu Sungai Cikapundung yang Jarang Diketahui Orang Bandung

- 11 Januari 2024, 18:30 WIB
Hulu Sungai Cikapundung yang jarang diketahui warga Kota Bandung, ternyata bukan Dago atau Punclut
Hulu Sungai Cikapundung yang jarang diketahui warga Kota Bandung, ternyata bukan Dago atau Punclut /bandung.go.id

 

MAPAY BANDUNG - Membelah Kota Bandung, warga Bandung sendiri masih banyak yang belum mengetahui hulu atau mata air pertama Sungai Cikapundung.

Menjadi sungai bersejarah di Kota Bandung, Sungai Cikapundung ternyata memiliki cerita dan arti yang menarik untuk diketahui.

Meski demikian saat hujan lebat turun, Sungai Cikapundung menjadi momok warga Kota Bandung karena beberapa kali tercatat meluap saat hujan lebat turun.

Baca Juga: Sejarah Gang Apandi Braga yang Terendam Usai Sungai Cikapundung Meluap 11 Januari 2024, Ini Asal-usulnya

Mengutip dari laman prokopim.bandung.go.id, sungai adalah elemen geografis yang sering kali menjadi bagian integral dari banyak kota besar di seluruh dunia.

Misalnya terdapat sungai Thames yang membelah kota London, Inggris, atau sungai Cheonggyecheon yang melintasi Kota Seoul, Korea Selatan.

Kota Bandung, juga memiliki ciri khasnya sendiri karena memiliki sungai yang membelah kota kembang ini.

Baca Juga: Ngeri! Detik-detik Sungai Cikapundung Bandung Meluap, Netizen: Parah Pisan...

Meskipun Sungai Cikapundung tidak bisa disandingkan dengan klaim sebagai sungai terpanjang di dunia yang membelah Asia-Afrika, mamun begitu sungai ini menjadi salah satu ikon Kota Bandung.

Sungai Cikapundung punya kaitan erat dengan masa lalu Kota Bandung. Pada zaman dahulu, sungai ini sejajar dengan Jalan Braga,

Saat itu, Sungai Cikapundung menjadi menjadi simbol kehidupan malam di Parijs van Java. Fakta ini menunjukkan bahwa Sungai Cikapundung bukan hanya aliran air biasa, tetapi juga bagian dari warisan kultural dan sejarah Kota Bandung.

Baca Juga: Persib Bandung Kembali Berlatih, Bojan Hodak Langsung Bikin Gebrakan!

Tak heran jika pada tahun 1960-an, nama sungai ini diabadikan dalam lagu "Cikapundung" yang dinyanyikan oleh Titim Fatimah, serta muncul dalam lagu pop Sunda berjudul "Sorban Palid".

Dengan panjang 28 kilometer, Sungai Cikapundung termasuk sungai purba yang berhulu di sekitar Gunung Bukit Tunggul, umumnya mata air sungai ini berasal dari kawasan Lembang.

Aliran sungai ini mengarah ke selatan dan bergabung dengan Sungai Citarum.

Penamaan "Cikapundung" sendiri berasal dari bahasa Sunda, di mana "Ci" atau "Cai" merujuk pada air, sementara "kapundung" atau "kepundung" adalah sejenis buah-buahan.

Baca Juga: Pemkot Bandung Ingin Selesaikan Empat Titik Banjir Krusial di Tahun 2024

Tidak hanya menjadi elemen estetis dan sejarah, Sungai Cikapundung juga memiliki peran penting dalam menyediakan sumber air bersih bagi warga Kota Bandung.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening menggunakan air dari sungai ini sebagai salah satu sumber utama.

Dengan pengambilan debit sekitar 840 liter per detik, sejumlah 200 liter per detik diolah di Instalasi Pengolahan Badaksinga, 600 liter per detik di Instalasi Pengolahan Dago Pakar, dan 40 liter per detik di Mini Plant Dago Pakar.

Baca Juga: Punya Panjang 850 Meter Jalan Legendaris di Kota Bandung Ini Punya Sejarah Unik! Tebak di Mana?

Sungai Cikapundung dengan segala keunikannya, membawa makna yang lebih dalam bagi Kota Bandung. Bukan hanya sebagai jalur aliran air, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas kultural dan sejarah kota ini.

Dengan demikian, upaya pelestarian dan pengelolaan sungai ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat, tetapi juga sebuah komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya yang dimilikinya.

Mari jaga kebersihan Sungai Cikapundung dengan tidak membuang sampah sembarangan agar tidak terjadi luapan banjir saat hujan deras.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah