Pantas Dinamakan Kopo, Ternyata Ada Kaitan dengan Kejadian Ini, Warga Bandung Sudah Tahu?

- 15 Oktober 2023, 18:30 WIB
Lalu lintas di bawah Fly Over Kopo macet, Kamis 22 September 2022.
Lalu lintas di bawah Fly Over Kopo macet, Kamis 22 September 2022. /Twitter @suryadi_zidik



MAPAY BANDUNG - Berikut sejarah singkat asal-usul penamaan atau nama Kopo yang merupakan salah satu daerah terkenal di Bandung.

Di Bandung, ada dua daerah bernama Kopo. Pertama, Kopo yang masuk Kecamatan Bolongloa Kaler, Kota Bandung. Yang kedua, Kopo di wilayah Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Berbicara tentang Kopo, yang terlintas di benak kita pasti sebuah jalan panjang, yang membentang dari kawasan Astana Anyar Kota Bandung hingga kawasan Soreang Kabupaten Bandung.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Sarankan Makan Ini Jika Lapar di Malam Hari, Pasti Sehat

Ya, Jalan Kopo merupakan jalan penghubung kota dan kabupaten Bandung yang sangat penting untuk akses warga. Tak heran, setiap hari terutama pagi dan sore, jalanan ini sering macet.

Jangan ditanya lagi saat musim liburan. Jalanan ini sudah pasti padat, karena jadi salah satu akses wisatawan yang akan berlibur ke Pangalengan maupun Ciwidey.

Lalu bagaimana asal-usul nama Kopo?

Dilansir MapayBandung.com dari laman kopo.desa.id, Minggu 15 Oktober 2023, sejarah Kopo cukup panjang. Untuk mengetahuinya, kita akan menyelam kembali zaman Belanda tahun 1923.

Saat itu, Desa Kopo dipimpin oleh seorang jawara tenar yang dikenal dengan sebutan Eyang Jawi atau Eyang Kuwu. Dia adalah kepala desa Kopo pertama yang dulu berkantor di Kampung Muara.

Baca Juga: Kondisi Situ Sarkanjut Memprihatinkan, Kering! Tak Ada Air, Padahal Dulunya...

Eyang Jawi adalah sosok yang membuat jalan dari batas Blok Tempe (Panjunan) sampai Kampung Pangauban, yang saat ini masuk wilayah Desa Katapang.

Dengan pengorbanan tak terbatas baik waktu, harta, dan tenaga, akhirnya jalan tersebut rampung, dan diberi nama Jalan Kopo.

Penamaan Jalan Kopo diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Eyang Jawi. Kopo, diambil dari nama kediaman Eyang Jawi, yang berada di bawah pohon rindang yang bernama pohon jambu Kopo.

Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan penamaan Jalan Kopo diberikan karena dulu, untuk menuju kediaman Eyang Jawi atau Lembur Kopo, melalui jalan tersebut.

Sehingga sering disebutkan dengan kalimat "Jalan ka Kopo", yang kemudian menjadi Jalan Kopo.

Baca Juga: Bocoran dan Link Live Streaming MasterChef Indonesia Season 11 Minggu 15 Oktober, Akses Gratis di Sini

Selain itu ada juga yang menyebut bahwa penamaan Jalan Kopo, adalah sebagai bentuk penghargaan kepada orang Kopo yang membuat jalan tersebut.

Di tahun yang sama, dua desa yaitu Desa Muara dan Desa Kopo disatukan dengan meliputi wilayah barat Desa Cibodas, sebelah timur berbatasan dengan Desa Katapang, sebelah selatan berbatasan Desa Padasuka, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatisari dan Gajah Mekar.

Dua desa yang disatukan tersebut kemudian diberi nama Desa Kopo, dengan kantor Pemerintahan Desa berada di Kampung Kopo.

Desa Kopo usai peleburan ini, dipimpin oleh Kepala Desa pertama bernama Mohammad Isak atau yang dikenal dengan Apa Pabrik.

Apa Pabrik sendiri adalah julukan untuk Mohammad Isak karena waktu itu, dia memiliki penggilingan padi, yang merupakan satu dari dua penggilangan padi pertama di Jawa Barat.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah