Puluhan Rumah di Kabupaten Bandung Rusak Akibat Pergerakan Tanah, BPBD: Warga Harus Tetap Waspada

- 19 Februari 2021, 14:53 WIB
Salah seorang warga memperlihatkan kondisi rumahnya yang terimbas pergerakan tanah di Kabupaten Bandung.
Salah seorang warga memperlihatkan kondisi rumahnya yang terimbas pergerakan tanah di Kabupaten Bandung. /Budi Satria-PRFM

MAPAY BANDUNG - Pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cikadu Kidul, Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, mengakibatkan 20 rumah warga mengalami kerusakan.

Dalam rilis yang diterima mapaybandung.com pada 19 Februari 2021, Kepala BPBD kabupaten Bandung Ahmad Johara menyampaikan, warga yang tinggal di sekitar lokasi harus tetap waspada.

Apalagi jika terjadi hujan yang cukup besar, warga diminta untuk segera mengungsi.

Baca Juga: Izin Keramaian Sepak Bola Keluar, Febri Dapat Kado Ulang Tahun Spesial

Baca Juga: Menhub Targetkan 44 Stasiun Kereta Sediakan GeNose Sebulan Kedepan

"Saya minta kepada warga yang ada di lokasi tersebut supaya tetap waspada, hanya mungkin kalau terjadi hujan cukup besar segera mungkin mengungsi ke tempat terdekat, ke saudara ke tetangga. Ke tempat yang lebih aman," katanya.

Sementara itu, lanjut Ahmad, masih ada 11 rumah yang terancam jika terjadi pergerakan tanah susulan.

"Rumah yang terancam itu sekitar 11 rumah. Namun karena terjadi pergerakan tanah susulan, dan sekarang rumah yang terdampak menjadi 20 rumah. 20 kepala kerularga. Ini yang harus dipikirkan solusinya bagaimana apakah harus direlokasi kita akan cek lebih jauh. Mungkin ketersediaan lahan dan anggaran harus kita siapkan," ujarnya.

Baca Juga: Oded Sambut Antusias Uji Coba Motor Listrik di Bandung

Baca Juga: Setahun Kepergian Ashraf Sinclair, BCL: Kami Merindukanmu

BPBD Kabupaten Bandung sudah melakukan assesment kebutuhan dan dampak yang dirasakan warga, juga melakukan komunikasi bersama PVMBG untuk mencari solusinya.

"Dari PVMBG juga sudah survei ke lokasi termasuk mungkin untuk tindak lanjut kita di Kabupaten, kita sudah mengirim surat ke OPD terkait dalam hal ini PUPR, agar di wilayah tersebut dibuatkan drainase yang kedap air, sehingga serapan-serapan air yang bisa mengancam terjadinya longsor bisa diatasi," kata Ahmad.

Menurut Ketua RW 02, Nandang Wardana, pergerakan tanah sendiri sudah mulai terjadi sejak Agustus 2020 lalu. Tidak hanya rumah beberapa ruas jalan pun mengalami keretakan.

"Sekitar bulan Agustus 2020, ada 20 rumahan yang rusak dan ada jalan juga. Sudah didata BPBD waktu itu tapi belum ada tindak lanjutnya. Gak ada yang terlalu terasa sih pergerakannya hanya ada bunyi-bunyi kayak kretek-kretek, suara tikus," kata Nandang.

Baca Juga: Dimulai Kemarin, Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Tahap 2 ke Berbagai Kantor dan Pasar

Sementara Ketua RT 04, Odang, mengaku warga masih khawatir terjadi kembali pergerakan tanah susulan apa lagi jika terjadi pada malam hari.

Dirinya berharap segera ada tindak lanjut agar warga yang tinggal di sekitar lokasi, aman dari ancaman pergerakan tanah.

"Kalau bisa secapatnya, harus seperti apa (direlokasi atau seperti apa). Yang penting bisa aman dan warga selamat," pungkas Odang.***

 

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x