Nama Dago Ternyata Diambil dari Bahasa Ini, Pantas! Simak Asal-usulnya

19 Februari 2024, 04:30 WIB
Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Kota Bandung. /MapayBandung.com/Mohammad Bagus Rachmadi @bagusrachmadi


BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Mengupas toponimi alias asal-usul nama daerah jadi salah satu hal menarik. Kali ini, kita akan coba mengungkap asal-usul nama Dago, salah satu kawasan terkenal di Kota Bandung.

Dago sendiri merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Bandung. Tak hanya itu, Dago juga dikenal sebagai nama salah satu jalan yang ada disana. Asal-usul penamaan Dago ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang.

Penamaan Dago ada hubungannya dengan salah satu kebiasaan masyarakat Bandung pada zaman dulu.

Baca Juga: Viral Gardu Listrik Mengeluarkan Api di Jalan Sultan Agung Bandung, Netizen Kaitkan dengan Fenomena Ini

Jalan Dago atau Jalan Ir H. Djuanda yang ikonik itu memiliki sejarah panjang. Penamaan Jalan Dago sudah dimulai sejak zaman Belanda.

Sebelum ramai seperti sekarang, dahulunya Jalan Dago masih berupa jalur setapak yang menjadi satu-satunya akses bagi penduduk ke pasar.

Dilansir MapayBandung.com dari laman Humas Kota Bandung pada Senin 19 Februari 2024, penamaan Jalan Dago berasal dari bahasa Sunda.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Kedai Bebek Paling Maknyus di Kota Bandung, Nomor 1 dan 2 Selalu Ramai Hari Minggu

Sejarah Dago

Pada masa kolonial Belanda, penduduk di Bandung utara memiliki kebiasaan untuk saling menunggu sebelum pergi ke kota. Jalan Dago sendiri diambil dari Bahasa Sunda yaitu dagoan yang artinya tunggu.

Kondisi tersebut berawal dari penduduk yang selalu pergi bersama-sama karena alasan keamanan. Lama kelamaan, warga terbiasa saling menunggu atau silih dagoan di suatu tempat di kawasan Dago sekarang.

Sejak dahulu, Dago memang menjadi kawasan yang cocok dijadikan tempat istirahat. Saat Belanda berkuasa, kawasan itu juga dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit.

Baca Juga: 5 Tokoh Berpeluang Maju di Pilgub Jabar 2024, Nomor 3 Artis Terkenal 1990-an

Dago saat ini

Saat ini Dago sudah menjadi lebih modern. Deretan kursi di sepanjang Jalan Dago membuat kawasan tersebut semakin nyaman. Sudah bisa dipastikan, setiap wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung, pasti singgah di Dago.

Hasil revitalisasi trotoar di Jalan Dago yang legendaris mampu menghidupkan kembali budaya masyarakat Bandung tempo dulu, yaitu berjalan kaki. Suasana kawasan Jalan Dago dengan trotoarnya yang baru tersebut diresmikan 19 Februari 2017.

Dago kini disebut mirip dengan salah satu jalan di Barcelona, Spanyol. Sepanjang trotoar dilengkapi dengan lampu-lampu vintage cantik yang juga terinspirasi dari jalan di kota tersebut.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler