Tak Pernah Makan Nasi Sejak Lahir, Warga Kampung Dekat Bandung Ini Tetap Sehat, Kok Bisa?

16 Oktober 2023, 12:00 WIB
Anak-anak wanita Kampung Cireundeu memainkan seni tutunggulan menyambut tetamu diacara Tutup Taun Ngemban Taun. /Portal Bandung Timur/may nurohman

MAPAY BANDUNG - Ada sebuah kampung yang warganya tidak pernah makan nasi sejak lahir. Meski begitu, mereka tetap sehat dan bugar dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kampung tersebut cukup dekat dari Kota Bandung, berjarak 17,1 KM atau sekitar 30 menit waktu tempuh dari pusat kota kembang.

Warga di kampung ini tidak pernah makan nasi, dengan satu alasan. Bukan karena tidak bisa mengolah nasi ataupun membeli beras, namun ada pantangan yang berlaku di kampung ini, yaitu tidak boleh memakan nasi. Padahal, sebagian besar warga disana berprofesi sebagai petani.

Adapun kampung yang dimaksud adalah Kampung Adat Cireundeu yang berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Baca Juga: Suhunya Capai 12 Derajat Celcius, Ini Tempat Paling Dingin di Jawa Barat, Berjarak 46 KM dari Kota Bandung

Dilansir MapayBandung.com dari berbagai sumber pada Senin 15 Oktober 2023, Kampung Adat Cireundeu memiliki luas wilayah sekitar 64 hektare.

Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan juga hutan. Adapun pemukiman hanya di lahan 4 hektare.

Masyarakat di kampung ini sebagian besar merupakan petani singkong.

Oleh karenanya, untuk mengganti nasi, mereka mengkonsumsi singkong, hasil tanam sendiri. Tradisi ini merupakan nilai kebudayaan yang mereka pegang teguh turun temurun.

Meski tidak makan nasi, namun mereka tetap kuat melakukan aktivitas bertani singkong dan umbi-umbian lainnya.

Selain keunikannya karena tidak makan nasi seperti masyarakat Indonesia umumnya, warga Kampung Adat Cireundeu juga memiliki rumah yang unik.

Baca Juga: Cocok untuk Vegetarian, Resep Rendang Jamur dan Opor Bola Tahu Ala Devina Hermawan yang Lezat

Rumah adat yang mereka tempati, memiliki desain yang sama yaitu punya pintu samping yang menghadap ke arah timur.

Kampung Adat Cireundeu mempunyai konsep 3 hutan yang masih bertahan sampai sekarang, yaitu hutan terlarang atau leuweung larangan, hutan reboisasi atau leuweung tutupan, dan hutan pertanian, atau leuweung baladahan.

Leuwung larangan adalah hutan yang tidak boleh ditebang pohonnya. Alasan pohon di hutan tersebut tidak boleh ditebang karena dijadikan sebagai sumber penyimpanan air.

Sementara leuweung tutupan adalah hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, dengan syarat harus menanam kembali tanaman atau pohon untuk mengganti yang telah ditebang.

Baca Juga: Catat! Daftar Transportasi Umum Layani Perjalanan ke Bandara Kertajati dari 15 Daerah di Jabar

Adapun leuweung baladahan adalah wilayah perkebunan masyarakat yang ditanami singkong dan umbi-umbian lainnya.

Dengan tetap memegang teguh adat istiadat dan nilai budaya ini, Kampung Adat Cireundeu disebut sebagai penyumbang oksigen terbesar di Cimahi.

Meski memegang teguh nilai tersebut, Kampung Adat Cireundeu terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung kesana.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler