Pemkot Bandung Akselerasi Penurunan Stunting Lewat Rembug Stunting

31 Juli 2023, 20:15 WIB
Pelaksana Harian Walikota Bandung, Ema Sumarna. /bandung.go.id/

 

MAPAY BANDUNG - Beragam upaya telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menurunkan kasus stunting. Salah satu langkah konkretnya adalah melalui kolaborasi pentahelix dan rembug stunting.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, Kota Bandung menjadi kota yang paling mampu menurunkan angka stunting di Jawa Barat.

"Kita mencapai sekitar 7 persen penurunan stunting. Dari 26 persen menjadi 19 persen. Walaupun itu masih jauh dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni 14 persen," ujar Ema dalam kegiatan Rembug Stunting, Senin 31 Juli 2023.

Ema menjelaskan, penanganan stunting menjadi fokus dalam rencana pembangunan daerah (RPD) pada Perwal nomor 14 tahun 2023 tentang RPD.

Baca Juga: Resep Mie Yamin Bandung yang Enak dan Menggoda, Tips dari Chef Devina Hermawan

"Perwal ini berkenaan dengan masalah tujuan, indikator sasaran, target, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM. Di dalamnya mengakomodasi Pemkot fokus menangani permasalahan stunting," jabarnya.

Ema optimis, dengan merujuk pada kinerja yang sudah dilaksanakan Pemkot Bandung di tahun 2022, target 14 persen bisa diraih.

"Selama seluruh stakeholder bisa terintegrasi, kontribusi untuk menurunkan angka stunting. Dari level kepemimpinan kota, kecamatan, sampai kelurahan bisa bersatu padu dengan kader yang ada di wilayah," ucapnya.

Ia memaparkan, dari hasil analisis situasi yang ada di Kota Bandung, tak hanya Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang berperan dalam menurunkan angka stunting. Dinas lain seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Disdik) memiliki peran penting juga.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sehari-hari Ini Dapat Meningkatkan Kecerdasan Otak, Termasuk Bermain Game

"Perlakuan terhadap remaja baru 73,71 persen, terutama penerima layanan status anemia. Lalu, para bayi yang dapat ASI eksklusif, ibunya harus bisa benar-benar sehat, sehingga ASI itu memiliki kandungan yang optimal sehingga bayi bisa tumbuh dengan ideal,” jelasnya.

Selain itu, masyarakat sekitar pun harus ikut berperan untuk membantu keluarga berisiko stunting. Kepedulian dari masyarakat yang berkemampuan memberikan dukungan makanan tambahan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Faktor lainnya, keluarga berisiko yang berada di kawasan kumuh masih butuh banyak perbaikan, air bersih, ventilasi, jarak antar rumah, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," katanya.

Baca Juga: Tak Ingin Kalah dari Thailand dan Malaysia, Pemerintah RI Dorong Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik

"Masalah mindset masyarakat juga perlu kita ubah secara perlahan. Sebab layak berhunian ini bisa jadi kontribusi hambatan besar untuk kita membebaskan stunting di Kota Bandung," imbuh Ema.

Oleh karena itu, Ema mengimbau agar sosialisasi aplikasi e-penting harus dimasifkan kembali ke masyarakat. Agar data balita di Kota Bandung pada tiap wilayah bisa dilihat secara real time.

"E-penting adalah pintu awal. Terus kita lakukan update sehingga bisa terlihat progresnya. Dari sana kita bisa cek mana anak yang harus difokuskan untuk penanganan stunting mana yang sudah bagus. Ini bekerja real time," imbuhnya.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler