Kebakaran Gudang Triplek Soekarno-Hatta Masih Berlangsung, Ini Penyebab Api Sulit Dipadamkan

25 Oktober 2022, 09:15 WIB
Proses pemadaman kebakaran di gudang triplek Jalan Soekarno Hatta Nomor 501 Kota Bandung masih berlangsung sampai Selasa 25 Oktober 2022 pagi. /TOMMY RIYADI/PRFMNEWS



MAPAY BANDUNG - Kepala Bidang Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung M Yusuf Hidayat mengungkap penyebab api yang membakar sebuah gudang triplek di Jalan Soekarno Hatta Nomor 501, sulit dipadamkan.

Banyaknya material kayu dan kardus yang mudah terbakar membuat api sulit ditangani.

Petugas sendiri masih berjibaku memadamkan api sejak Senin 24 Oktober malam sampai pagi ini.

"Ini karena yang terbakar bahan yang mudah terbakar yaitu tumpukan kardus dan triplek," kata Yusuf saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel hari ini Selasa, 25 Oktober 2022.

Baca Juga: Preman Pensiun 7 Tayang Jam Berapa Hari Ini? Simak Jadwal Program RCTI Selasa 25 Oktober 2022

Yusuf menambahkan, proses pemadaman api juga sempat terkendala dengan terbatasnya akses masuk ke lokasi kebakaran yang hanya tersedia satu pintu.

Untuk memadamkan kebakaran gudang triplek ini, Diskar PB Kota Bandung mengerahkan 22 kendaraan damkar.

Saat ini petugas Damkar,tengah mengupayakan pemadaman di titik tengah lokasi kebakaran.

"Sekarang sedang diupayakan dikendalikan oleh teman-teman pemadam kebakaran," ucapnya.

Baca Juga: Sudah Lebih 9 Jam, Pemadaman Kebakaran di Gudang Triplek Jalan Soekarno-Hatta Masih Berlangsung

Artikel ini sebelumnya telah tayang di prfmnews.id dengan judul "Damkar Terus Berupaya Padamkan Api Kebakaran Gudang Triplek di Jalan Soekarno Hatta Bandung".

Tak mau api merembet ke bangunan di sampingnya, Damkar pun melakukan penyekatan dan pendinginan di bangunan sebelahnya.

Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat kebakaran ini.

Namun seorang personel Damkar sempat dilarikan ke RSUD Bandung Kiwari karena mengalami sesak.*** (Rifki Abdul Fahmi/prfmnews)

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: Prfmnews

Tags

Terkini

Terpopuler