Mau Hidup Bebas Utang? Simak Ragam Tips Berikut Ini

- 21 Februari 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi utang.
Ilustrasi utang. /Stevepb/Pixabay

Baca Juga: Banjir Jakarta Renggut Korban Jiwa, Empat Anak-Anak dan Satu Lansia

Baca Juga: FAKTA ATAU HOAKS : Uya Kuya Meninggal Dunia karena Covid-19?

Salah satu contoh buruk utang konsumtif adalah utang untuk kebutuhan darurat seperti halnya utang untuk biaya berobat, maupun utang untuk menopang biaya hidup karena kehilangan penghasilan. Biaya berobat tentu bisa ditanggulangi dengan jaminan kesehatan, sementara itu pengeluaran biaya hidup bisa dimitigasi lewat dana darurat.

Cicilan utang per bulan maksimal 35% dari penghasilan tapi maksimal jumlah utang 50% dari aset

Penilaian kesehatan jumlah utang secara sederhana bisa dilakukan dari dua hal yaitu debt service ratio dan debt to asset ratio.

Nilai debt service ratio (DSR) atau rasio pelunasan (cicilan) utang maksimal adalah 35% dari penghasilan.

Namun apa jadinya jika pihak bank atau pemberi kredit menyetujui permohonan cicilan senilai 50% dari penghasilan kita? Tetap saja, jumlah tersebut tidak ideal.

Cicilan utang yang terlalu banyak jelas bisa mengakibatkan menurunnya kualitas hidup. Jelas saja, kemampuan kita dalam mencukupi kebutuhan hidup per bulan akan terganggu.

Belum lagi, kita akan semakin sulit menyisihkan uang untuk dana darurat, kebutuhan proteksi, hingga investasi jangka panjang.

Lantas untuk debt to asset ratio, nilai wajar dari total utang tertunggak kita adalah maksimal 50% dari aset.

Baca Juga: HORE! Lebih dari 4 Ribu Guru di Cimahi Diusulkan Ikut Vaksinasi Corona

Baca Juga: Cara Daftar Vaksinasi Bagi Lansia di Kota Bandung, Cukup Isi Data Diri dan Tunggu Panggilan

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Lifepal.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x