Viral Temuan Ular Berkepala Dua, Merinding! Warga Sebut Pertanda Bencana Alam hingga Erupsi Gunung Berapi

- 18 Januari 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi ular berkepala dua yang sering dikaitkan dengan bencana alam dan musibah erupsi gunung berapi
Ilustrasi ular berkepala dua yang sering dikaitkan dengan bencana alam dan musibah erupsi gunung berapi /TikTok Jay Lorenzo 77

 

MAPAY BANDUNG - Viral temuan ular berkepala dua menghebohkan warga yang tinggal di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur.

Kemunculan ular berkepala dua ini terbilang ganjil dan langka. Bahkan masyarakat adat setempat pun menjelaskan jika ular berkepala dua sebagai pertanda bencana alam datangnya erupsi gunung berapi.

Tak hanya itu, beberapa pakar supranatural pun yakin jika kemunculan ular kepala dua adalah pertanda akan datangnya kemalangan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Sudah Tahu? Ini 13 Ciri Orang Kena Santet yang Mesti Diwaspadai, Nomor 3 Sering Terjadi

Kehadiran seekor ular berkepala dua terjadi pada Kamis 18 Januari 2024. Kejadian tersebut terjadi di Dusun Wolorona Timur, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Warga setempat memberikan keterangan bahwa ular berkepala dua tersebut pertama kali terlihat di depan rumah salah satu penduduk Dusun Wolorona Timur pada pagi hari.

Hal ini menjadi perhatian banyak pihak karena banyak warga lainnya yang belum belum pernah melihat ular berkepala dua muncul di tengah permukiman.

Baca Juga: Katalog Promo Bandung: Kamis Meriah! Diskon Wow dari Wingstop dan Lawson, Berlaku 18 Januari 2024

Kehebohan ini semakin intens karena kemunculan ular ini bersamaan dengan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi secara terus-menerus sejak 12 Januari 2024 silam.

Warga pun menyampaikan kekhawatirannya dan berharap jika kemunculan ular bukanlah pertanda akan terjadi bencana atau musibah seperti mitos yang sering diceritakan turun-temurun.

Dikutip dari akun TikTok lorenzojay77 warga menjelaskan bahwa ukuran ular tersebut sekitar sejari telunjuk orang dewasa, dengan panjang sekitar 20 centimeter, dan sudah berhasil dikembalikan ke habitatnya, yaitu hutan.

Baca Juga: Ada-ada Saja, Ibu di Cipatik KBB Ini Malah Balik Marah Usai Ditegur Warga Buang Sampah Sembarangan

Informasi mengenai kemunculan ular berkepala dua telah melalui media sosial WhatsApp warga desa dan beberapa warga merasa bahwa kemunculan tersebut memiliki unsur mistis.

Lebih lanjut, aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlanjut. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status gunung tersebut dari level III siaga menjadi level IV awas pada Selasa 9 Januari 2024 silam.

Menghadapi situasi ini, warga dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral 6 kilometer ke arah utara dan timur laut.

Baca Juga: Bukan Korban KDRT! Ternyata Begini 4 Fakta Ibu Mbal Pengemis Viral 'Aa Kasian Aa' Bikin Haru

Membantah mitos tentang ular kepala dua yang disebut sebagai pertanda datangnya musibah dan bencana alam, ada penjelasan ilmiah terkait kemunculan makhluk tersebut di pemukiman.

Ular berkepala dua disebut dengan Bicephaly. Fenomena ini sangat jarang terjadi dalam kerajaan hewan. Namun beberapa kali terjadi pada mamalia dan reptil.

Salah satu penyebab Bicephaly adalah pembelahan tidak lengkap dari embrio. Pembelahan terjadi secara internal, sebagian besar mamalia akan secara spontan memicu aborsi atau keguguran. Berbeda dengan reptil.

Selain itu, setelah seekor ular meletakkan telur, perkembangan embrio ada di luar kendali induk ular. Pasalnya telur lebih rentan terhadap faktor lingkungan yang dapat memicu pembelahan. Pada dasarnya ular berkepala dua lebih mungkin terjadi pada reptil ketimbang mamalia.

Baca Juga: VIRAL Maling Modus Pura-pura Ingin Sholat Berjamaah di Masjid Cimahi, Tas HP Jamaah Dibawa Kabur

Selain itu, beberapa faktor lingkungan akan memunculkan menetasnya ular berkepala dua seperti radiasi, suhu, dan keracunan toksisitas kimia akan berakibat pada masalah genetik.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah