7 Mitos dan Tradisi Jawa Saat Gerhana Bulan Total, Mulai dari Ritual Sego Rogoh hingga Memukuli Lesung

3 November 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Bulan Total 8 November 2022. /Pixabay

 

MAPAY BANDUNG - Berikut ini adalah mitos-mitos dan tradisi Jawa saat Gerhana Bulan Total terjadi.

Baik Gerhana Bulan Total ataupun Gerhana Matahari, keduanya mempunyai cerita tersendiri bagi masyarakat Jawa.

Bahkan, tak sedikit masyarakat Jawa yang masih berpegang teguh meyakini pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan selama gerhana berlangsung.

Dilansir MapayBandung.com dari NU Online, berikut ini adalah 7 mitos dan tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa.

Baca Juga: Dijamin Lezat dan Menggugah Selera, Resep Gulai Ayam Padang Ini OTW Jadi Masakan Kesukaan Keluarga

Dalam mitologi Jawa, Batara Kala menaruh dendam terhadap Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara Soma (Dewa Bulan) dan terus mengejar mereka.

Saat tertangkap, Batara Kala akan menelan dewa-dewa itu sehingga langit jadi gelap gulita.

Maka, ketika gerhana terjadi, masyarakat Jawa akan ramai-ramai bersembunyi dan memukul lesung, membuat kebisingan agar Kala memuntahkan matahari atau bulan yang ditelannya.

Baca Juga: 4 Makna Sholat Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Amalan Sunnah yang Dianjurkan untuk Dikerjakan

1. Wanita hamil dilarang keluar rumah

Bagi perempuan yang sedang mengandung, sebagian orang Jawa meyakini gerhana dapat berakibat fatal.

Janin dikhawatirkan lahir tidak sempurna. Sang calon ibu bahkan bisa saja meninggal dunia, apabila tidak diselamatkan dengan melakukan ritual.

Oleh sebab itu, menurut kepercayaan, wanita hamil harus diungsikan ke tempat yang dianggap aman, misalnya masuk ke kolong tempat tidur.

2. Ritual Sego Rogoh

Tak sedikit masyarakat Jawa yang masih melakukan ritual sego rogoh atau tradisi liwetan, yaitu memasak nasi beserta lauknya kemudian disantap beramai-ramai.

Tradisi ini masih kerap diterapkan hingga kini di beberapa desa di Jawa.

Baca Juga: Tebang Sekarang Juga! 5 Pohon Ini Sangat Disukai Makhluk Halus, Nomor 2 Sering Ada Dekat Rumah

3. Tidak boleh berlama-lama di luar rumah selama Gerhana berlangsung

Batara Kala atau Kala Rahu, muncul berbagai mitos dalam kepercayaan sebagian orang Jawa seputar gerhana matahari atau bulan.

Jika terjadi gerhana, sebagian masyarakat harus segera pulang untuk menyelamatkan sumber penghidupannya di desa.

4. Lahan pertanian harus disirami air

Selanjutnya, dalam kepercayaan orang Jawa zaman dulu lahan pertanian harus disirami air selama gerhana terjadi agar tidak rusak dan gagal panen.

Baca Juga: Tebang Sekarang Juga! 5 Pohon Ini Sangat Disukai Makhluk Halus, Nomor 2 Sering Ada Dekat Rumah

5. Memukul batang pohon

Jika punya kebun yang menghasilkan bahan pangan, seperti pohon-pohon buah, masyarakat Jawa harus memukul batang pohon tersebut supaya selamat dari terjangan murka Batara Kala.

6. Hewan ternak harus dicambuk

Kepercayaan masyarakat Jawa juga menyebut, hewan-hewan ternak harus dijaga jangan sampai tertidur selama gerhana berlangsung, dengan cara dicambuk-cambuk pelan dengan dahan pohon.

Jika tidak, hewan-hewan yang merupakan aset kehidupan itu terancam mati setelah gerhana usai.

Baca Juga: Pecinta Mie Wajib Coba! Resep Bakmi Ayam Jamur dan Pangsit Goreng Sedap Abis

7. Memukuli lesung

Dikisahkan pula dalam mitologi Jawa, bagian setengah leher ke bawah Batara Kala berubah menjadi lesung (tempat menumbuk padi).

Maka, ketika terjadi gerhana, orang-orang beramai-ramai memukuli lesung, juga membuat kebisingan dengan berbagai cara, agar Kala memuntahkan matahari atau bulan yang dimakannya.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler