Pemain Indonesia yang Merumput di Korea Curhat Soal Kondisi Sepak Bola di Sulawesi Selatan

25 Juni 2021, 07:53 WIB
Unggahan Asnawi Mangkualam Bahar melalui akun Instagram pribadinya, Kamis, 24 Juni 2021. /Tangkapan layar Instagram @asnawi_bhr.

MAPAY BANDUNG – Pemain Ansan Greeners FC, Asnawi Mangkualam Bahar curhat di media sosialnya terkait persoalan sepak bola di kampung halamannya, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia menyinggung keadaan di PON Sulsel yang jauh dari kata memadai. Bahkan yang ia lihat selama ia berlatih bersama tim PON Sulsel saat sebelum berangkat ke Korea, kondisi timnya sangat miris.

Untuk berlatih tanding saja diakui Asnawi, mereka harus patungan untuk bayar lapang dan beli air minum.

Sarana dalam stadion pun disebutkan Asnawi tak maksimal, sehingga jika kondisi hujan lebat lapangan tersebut berubah menjadi kubangan sawah.

Baca Juga: Bandung Masuk Zona Merah, Ridwan Kamil: Wisatawan Jangan Datang, Warga Bandung Jangan Keluar Rumah

“Jadi kalau hujan tidak bisa dipake lapangannya, harus latihan di lapangan futsal, nah kalau latihan di lapangan futsal harus sewa lapangan patungan lagi 10 ribu satu orang,” kata dia dalam instagramnya @asnawi_bhr, Kamis 15 Juni 2021.

Tak bermaksud menyinggung atau membenci satu pihak, Asnawi mengaku harus mengatakan hal ini guna meningkatkan kebaikan olahraga di Sulawesi Selatan.

Saya speak up bukan karna mau banyak urusan atau membenci salah satu pihak, tetapi ini untuk kebaikan olahraga di sulsel, saya besar salah satunya dari tim pon sulsel,” kata dia.

Baca Juga: UPDATE! Ternyata di Jawa Barat Masih Ada Dua Daerah yang Masuk Zona Merah

Selain itu, ia pun menyoroti adanya dua kubu di tubuh tim PON Sulsel. “Beberapa bulan yang lalu PON sulsel cabang sepakbola menjadi dua kubu, jadi 1 tim itu dari pemain prapon yang dilatih coach maulid dan yang satunya itu kalau ngga salah yang di bentuk oleh asprov,” ujarnya.

Ia pun mengaku heran dengan adanya dualism di tubuh tim PON Sulsel tersebut.

“Yang menjadi pertanyaan kenapa harus mengganti seluruh tim yang sudah berjuang dari prapon 3 tahun bersama lalu di ganti dengan tim yang baru beberapa bulan menyeleksi pemain. Karna yang saya tau alasan pemecatannya kurang logis, Apakah karna ada kepentingan atau seperti apa, saya tidak ada masalah dengan tim yang baru terbentuk tetapi sangat di sayangkan komposisi pemain dan pelatih yang lama itu sudah terbentuk dan harus di ganti begitu saja,” tutupnya.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler