Tahun lalu, produksi beras di Indonesia mencapai kurang dari 1 juta ton, sementara kebutuhan beras di Indonesia mencapai 2,5 hingga 2,6 juta ton.
Situasi tersebut menyebabkan harga beras menjadi tinggi dan sulit didapatkan oleh masyarakat.
Selain itu, faktor cuaca El Nino berdampak pada produksi beras tanah air yang menyebabkan turunnya produksi.
Sementara itu, dalam upaya menghadapi periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, pemerintah berencana untuk mempercepat penambahan stok beras di gudang Bulog.
Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna pada tanggal 26 Februari meminta kementerian dan lembaga terkait untuk fokus pada persiapan stok pangan guna mencegah kelangkaan dan ketidakstabilan harga.
Arief mengungkapkan bahwa stok beras di gudang Bulog minimal harus mencapai 1,2 juta ton, sementara data terakhir menunjukkan hanya ada sekitar 800 ribu ton.
Untuk mengatasi risiko kekurangan beras, pemerintah telah melakukan tambahan impor beras sebanyak 1,6 juta ton.
Lebih lanjut, Ia menyatakan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) untuk mencegah terjadinya kelangkaan, baik yang disebabkan oleh ancaman cuaca maupun gangguan produksi dalam negeri akibat serangan hama.***