"Perubahan dari gestur dan ekspresi yang nampak adalah pengendalian emosi yang masih sama seperti dahulu, tetapi kali ini caranya untuk menjawab itu sudah menjadi lebih cair lagi," ucap Monica.
Alih-alih terpancing, lanjut Monica, Cak Imin kerap kali melontarkan strategi pernyataan dan pertanyaan serangan kepada lawannya, seperti isu ijazah palsu hingga catatan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, penyampaian serangan tersebut sangat baik dan tidak berdasarkan emosi.
"Cak Imin ini juga memberikan ‘serangan’ seperti ijazah palsu, kemudian catatan MK, dan sebagainya, ke 02, tetapi tidak berbeda, artinya, dalam pengendalian emosi ini tidak nampak agresivitas dan nampak ‘tidak terpengaruh’ dengan apa yang disampaikan oleh 02," ucapnya.***