Organisasi ini juga berkembang pesat, tetapi basis dukungannya tetap di Jawa Timur. Pada tahun 1928, NU menggunakan bahasa Jawa dalam khotbahnya, di samping bahasa Arab.
Selain itu, untuk mengaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah.
Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan, dan politik. (Zahra Pajriyanti Al`Husna/ Job Training)***
Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.