Singgung OTT KPK Bukan Solusi, Luhut Binsar Pandjaitan: Jangan Jadi Negara yang Drama Karena OTT

- 28 Desember 2022, 15:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan /ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem Meningkat Saat Nataru, BMKG Imbau Masyarakat Diam di Rumah Jika Tak Ada Urusan Mendesak

Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini dunia telah betul-betul dikendalikan oleh teknologi.

Maka dari itu, Luhut pun mengajak pemangku kepentingan di pelabuhan, khususnya, untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan terus membangun sistem digitalisasi.

"Bukan soal berani tidak berani nangkap OTT ya, kalau membuat OTT-OTT itu saya kira bagus, tapi kan kalau terus-terus begitu, kita nanti jadi negara apa dibilang orang. 'Ini negara katanya hebat tapi masih OTT aja' kenapa? Berarti sistem kita ndak baik," ucap Luhut Binsar Pandjaitan.

Dengan adanya penerapan digitalisasi, maka peluang korupsi pun bisa ditekan. Menurutnya, sistem digital akan menangkal terbukanya peluang perbuatan tidak terpuji itu.

Baca Juga: Masjid Al Jabbar Diresmikan Jumat 30 Desember 2022, Ridwan Kamil: Semoga Dilancarkan

"Sebenarnya kita tidak ingin negara kita ini masuk negara yang OTT. Kalau kita semua lihat negara-negara maju bermartabat itu hampir tidak ada lagi yang OTT. Kenapa itu bisa? karena sistemnya bagus,” ucapnya.

“Nah kita sekarang membangun sistem, supaya jangan ada lagi ke depan orang yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan tidak terpuji tadi," tambah dia.

Pengembangan ekosistem digital, lanjut Luhut, juga akan mendorong efisiensi. Salah satunya dengan implementasi green and smart port di sejumlah pelabuhan di Indonesia.

"Inilah membangun satu ekosistem kita bernegara sehingga negara ini jangan jadi negara yang drama. Drama karena Anda senang lihat orang OTT-OTT. Karena ekosistem kita tidak bagus. Sekarang ekosistem itu dibangunkan,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

Halaman:

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah