Wacana Penghentian KA Argo Parahyangan oleh KCIC, Guru Besar Unpad: Jangan Buru-buru, Belum Jelas Terbukti!

- 7 Desember 2022, 21:30 WIB
KERETA Api Argo Parahyangan.*
KERETA Api Argo Parahyangan.* /DOK. PT KAI DAOP 2 BANDUNG

MAPAY BANDUNG - Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC ditargetkan akan mulai beroperasi dan digunakan masyarakat pada pertengahan 2023.

Berbagai wacana untuk menarik penumpang kereta cepat mulai muncul, salah satunya adalah menutup operasional KA Argo Parahyangan. Wacana ini sontak menuai pro dan kontra.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Arief Anshory Yusuf, mengatakan, pemerintah jangan terburu-buru mematikan operasional KA Argo Parahyangan saat kereta cepat Jakarta-Bandung beroperasi.

“Biarkan konsumen memilih dahulu kereta cepat atau Argo Parahyangan. Bila betul nanti kereta cepat lebih baik (dari kecepatan, praktikalitas, dan keterjangkauan), maka konsumen akan beralih secara alamiah. Jangan terburu-buru kalau belum jelas terbukti. Kebijakan jangan hanya dibikin berbasis asumsi,” kata Arief.

Baca Juga: Akhirnya Ferdy Sambo Akui Bersalah, Langsung Minta Polri Lakukan Ini

Arief menilai, layanan kereta cepat dan Argo Parahyangan tidak persis sama dan ada heterogeneitas dalam kebutuhan konsumen pengguna.

Argo Parahyangan memberikan transportasi dari pusat kota ke pusat kota, dalam hal ini dari Stasiun Bandung ke Stasiun Gambir, tanpa harus transit menggunakan moda transportasi pengumpan (feeder).

Jika pemerintah tetap memaksakan untuk menutup layanan Argo Parahyangan, Arief berpendapat, secara ekonomi, sangat mungkin akan banyak segmen penumpang beralih ke moda transportasi lain, salah satunya adalah angkutan shuttle bus.

Untuk itu, menutup layanan Argo Parahyangan yang mampu mengangkut sekira 8.000 penumpang per hari untuk beralih ke layanan kereta cepat dengan target angkut 30.000 penumpang per hari bukan menjadi solusi yang baik.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x