MAPAY BANDUNG - Sempat mengunggah foto detik-detik sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin akhirnya menghapus dan meminta maaf.
Ali Ngabalin sebelumnya mengupload foto seorang wanita berkerudung yang tengah berpose di pinggir pantai, dan di belakangnya terlihat ada sebuah pesawat yang sedang menukik tajam ke bawah. Foto itu disebut-sebut adalah momen detik-detik kecelakaan pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta-Pontianak yang hilang kontak Sabtu 9 Januari 2021.
“Wahai Zat yang menghidupkan dan mematikan, tiada daya dan upaya kecuali di tanganmu lah semuanya bisa terjadi. Temani mereka semua dan kasihlah mereka semua dalam kasih dan sayangMu. Aamin amin Ya Rabbal’Alamin,” tulis Ali Ngabalin dalam akun twitternya @AliNgabalinNew, Minggu 10 Januari 2021 dengan menyertai foto tersebut.
Baca Juga: UPDATE Kasus Virus Corona Hari Ini, Senin 11 Januari 2021: Positif Bertambah 8 Ribu Kasus
Baca Juga: CEK FAKTA: Foto Bayi Selamat dari Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Benarkah?
Namun belakangan diketahui, foto tersebut diduga hasil editan belaka. Hal ini diungkapkan Pakar Telematika, Roy Suryo melalui akun twitternya @KRMTRoySuryo2.
"Tweeps, Foto yg diunggah di Akun @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir Hasil EDITAN. Karena jika analisis Kec "Jatuh" SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam, Maka Foto sejelas tersebut hanya dapat dibuat dengan Kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 detik & Diafragma f/16 atau lebih, bukan HP," cuit Roy Suryo, Senin 11 Januari 2021.
Tweeps,
Foto yg diunggah di Akun @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir Hasil EDITAN.
Karena jika analisis Kec "Jatuh" SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam,
Maka Foto sejelas tsb hanya dpt dibuat dgn Kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 dtk & Diafragma f/16 atau lebih, bukan HP https://t.co/muNaOVQTgF pic.twitter.com/1MMhWmpSZp— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) January 10, 2021
Tak lama berselang, Ali Ngabalin menghapus unggahan foto itu. Ia pun meminta maaf dan tidak berniat apapun untuk menyebarkan informasi yang salah.