BRAGA, MAPAY BANDUNG - Sebuah jembatan warisan kolonial Belanda, beberapa waktu lalu telah dipugar. Dengan nilai anggaran hingga Rp101 Miliar, jembatan yang telah diperbaiki ini diprediksi mampu bertahan hingga 100 tahun lamanya.
Tak hanya memiliki sejarah yang panjang, kini jembatan yang berdiri kokoh di Kota Bogor ini akan menjadi tujuan wisata terbaru karena memiliki keunikan yang tidak dimiliki jembatan lain di Jawa Barat.
Sebelumnya pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, telah merancang ulang Jembatan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang baru saja selesai direvitalisasi agar dapat bertahan selama 80 hingga 100 tahun.
Sebagaimana bangunan-bangunan masa lalu yang dibangun oleh pemerintah kolonial berabad-abad lampau, jembatan ini memiliki fungsi yang sangat vital di Kota Bogor.
Rena Da Frina, Kepala Dinas PUPR, menjelaskan bahwa konstruksi baru jembatan ini telah dirancang dengan matang, termasuk ketahanannya terhadap beban dan getaran selama periode 100 tahun ke depan.
Keputusan untuk mempertahankan lengkungan jembatan yang merupakan bagian dari warisan sejarah dari masa kolonial Belanda diambil setelah melakukan musyawarah dengan berbagai pihak.
Jembatan Otista, yang sebelumnya menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di jalur sistem satu arah (SSA) di pusat kota, kini telah diperlebar menjadi 22 meter dengan bagian badan jembatan seluas 17 meter, sementara sisanya dialokasikan untuk pejalan kaki. Proyek revitalisasi ini didanai oleh bantuan dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp101 miliar.
Rena menjelaskan ada penyesuaian perencanaan yang dilakukan, termasuk peningkatan tingkat elevasi, ketika pelengkung jembatan seluruhnya dibongkar.
Hal ini membuat kenaikan tinggi jembatan sebesar 1,8 meter, serta kemiringan bangunan jembatan Otista yang baru menjadi 5 derajat.
Lengkungan yang sebelumnya menopang jembatan Otista selama berabad-abad, sekarang akan dijadikan sebagai objek wisata baru di Kota Bogor.
Struktur jembatan Otista juga telah dirancang untuk menerima moda transportasi trem, sehingga mampu menahan getaran dan tonase yang tinggi.
Di masa mendatang, dengan pelebaran yang telah dilakukan, kemacetan lalu lintas diperkirakan hanya akan terjadi ketika masih ada angkutan umum kota (angkot) berhenti atau mobil parkir di pinggir jembatan.
Departemen Perhubungan telah menyiapkan struktur untuk mengatasi masalah tersebut, dan akan melakukan pengawasan lalu lintas yang dikoordinasikan oleh pihak kepolisian Kota Bogor.***