Wisatawan yang Berkunjung ke China Wajib Melakukan Tes Swab Anal

- 7 Maret 2021, 19:54 WIB
Ilustrasi tes swab anal
Ilustrasi tes swab anal /pixabay.com/id/photoses-swab



MAPAY BANDUNG - Meski memicu protes dari negara lain, namun Pemerintah China mewajibkan wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa kota di negara tersebut untuk melakukan tes usap atau swab anal.

Sejumlah dokter di China menyebut tes dilakukan dengan tujuan untuk menangkap pembawa virus corona.

Hal itu dilakukan karena bisa saja ada pembawa virus yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang mengembangkan gejala ringan tetapi pulih dengan cepat.

Menurut mereka, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.

"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng.

Baca Juga: Meski Ada Ketua Tandingan, AHY Sebut Partai Demokrat Masih Solid

Baca Juga: Tayang di Indosiar Malam Ini, Berikut Link Streaming Laga Uji Coba Timnas U-23 vs Bali United

Dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, menurut dia, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tinja dan tes usap anal mereka dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas.

"Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," kata dia.

Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes usap ini.

Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik itu di anal maupun hidung.

Pemberlakuan tes tersebut pada akhirnya memicu protes dari negara lain.

Pejabat di Jepang misalnya, pada pekan ini seperti dikutip dari Livescience, mengeluh karena warga negaranya yang tiba di China dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat.

Tak hanya dari Jepang, keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes.

Baca Juga: Soal Longsor Soreang, Begini Solusi dari Bupati Bandung Terpilih

Baca Juga: Preview dan Link Streaming Derby Manchester, Man City vs MU yang Tayang Malam Ini

Di negeri Tirai Bambu sendiri, tes tersebut juga menimbulkan keluhan.

Wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses.

Dia mengatakan, apabila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x