Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sanghyang Kenit Dodi Angsapibi mengatakan, Sanghyang Kenit merupakan aliran sungai Citarum Purba yang berada di DAS Citarum dan masuk dalam program Citarum Harum
Untuk aliran sungai ini hulunya berada di Cisanti, Kabupaten Bandung kemudian sampai ke Waduk Cirata.
“Kalau yang di atas batuan sungai besar–besar untuk akses Sanghyang Kenit paling dekat dari parkiran dibanding dengan Sanghyang Poek, Sanghyang Heuleut itu kita perlu tracking beberapa menit untuk sampai kelokasi,” ucapnya.
Baca Juga: 1 KM dari Alun-alun Bandung, Ada Street Food Populer yang Selalu Ramai di Malam Hari, Cobain Kesana
Fungsi Sanghyang Kenit, lanjut dia, sebagai tempat wisata. Selain itu aliran airnya dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan sawah dan sebagian dipakai untuk kehidupan sehari-hari seperti untuk mencuci pakaian.
Sanghyang Kenit sendiri dibuka untuk wisata tahun 2019 akhir. Untuk masuk ke Sanghyang Kenit ini tiket masuknya Rp8.000 per orang termasuk asuransi. Tempat ini dikeloka oleh masyarakat sekitar (Karang Taruna) yang diketuai oleh Dodi.
“Sanghyang Kenit jadi tempat wisata merupakan kolaborasi antara Indonesia Power, Satgas Ciatarum Harum dan Karang Taruna,” kata Dodi.
Menurut dia, banyak potensi atraksi yang dapat dinimati pengunjung. Aliran sungai di Sanghyang Kenit ini dibelokkan oleh PLTA.
“Jadi disini bisa dibuka untuk umum tidak bahaya, sebelum dibelokin sangat ekstrem kecuali penggiat arung jeram dan pecinta alam hanya orang-orang tertentu,” ucapnya.