Network
MAPAY BANDUNG - Berikut ini 3 fakta mencengangkan soal fenomena kawanan monyet liar turun gunung di kota Bandung.
Beberapa hari terakhir warga kota Bandung dihebohkan dengan kemunculan kawanan monyet liar di beberapa kawasan.
Mulai dari Kiaracondong hingga Antapani, beberapa ekor monyet liar nampak menyerbu permikuman warga.
Banyak orang curiga jika kemunculan monyet liar di kawasan permukiman mengandung sebuah pesan misterius.
Bahkan tak sedikit warga kota Bandung yang mengaitkan fenomena monyet turun gunung dengan pertanda bencana alam.
Lantas bagaimana para peneliti lingkungan hidup memandang peristiwa langka tersebut? begini penjelasannya
Baca Juga: Reborn Rich Episode 6: Jadwal Tayang dan Link Streaming Sub Indo
Dilansir MapayBandung.com dari prfmnews.id, Minggu 27 November 2022, berikut 3 fakta mencengangkan monyet turun gunung:
1. Bukan hewan peliharaan
Sebagian orang menganggap jika monyet yang berkeliran, merupakan hewan peliharaan yang terlepas.
Namun menurut Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (WALHI Jabar) Dedi Kurniawan, monyet yang berkeliaran bukan hewan peliharaan.
Karena monyet ekor panjang termasuk satwa liar kata Dedi.
"Sebagai sebuah tupoksi kewajiban sebeneranya (BKSDA) sudah harus bertindak karena satwa monyet ekor panjang itu bukan satwa peliharaan," ujarnya.
2. Tanda bencana
Baca Juga: Mudah Banget! Begini Cara Benar Menyiram Aglonema Agar Punya Daun Cantik
Menanggapi pandangan monyet turun gunung yang kerap disangka tanda bencana, Dedi mengatakan jika pihaknya tengah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Kita juga sedang kordinasi kembali dengan kawan-kawan di BKSDA, apakah ada yang sengaja melepas atau ini situasi alami " ujarnya
Tetapi jika kemudian ditemukan fakta bahwa monyet-monyet liar itu berkeliaran secara alami, hal ini patut diwaspadai.
"Kalau itu situasi alami maka ada pertanda yang harus kita waspadai," pungkasnya.
3. Mitos yang beredar
Memang, mitos soal monyet turun gunung jadi tanda bencana telah jadi kepercayaan masyarakat luas.
Dedi pun mengakui jika mitos tersebut tak bisa serta merta lepas dari pandangan masyarakat.
"Dalam konteks mitos biasanya diibaratkan dengan sesuatu misal hewan apakah itu adanya monyet yang berkeliaran di Kota, jadi tanda akan terjadinya bencana," katanya.
Namun pihaknya tengah melakukan berbagai upaya agar peristiwa tersebut bisa dikaji secara ilmiah.
Dedi berharap bisa segera menemukan motif dibalik turunnya monyet-monyet liar ke kota Bandung.***
