Tornado Rancaekek Bandung Rusak Rumah Warga hingga Pabrik, Begini Analisa BRIN dan BMKG

22 Februari 2024, 14:00 WIB
Dua desa di Kabupaten Sumedang terdampak cukup parah akibat badai Tornado yang melanda kawasan Rancaekek pada Rabu 21 Februari 2024 kemarin. /

RANCAEKEK, MAPAYBANDUNGCOM - Bencana Tornado menerjang Rancaekek Bandung pada Rabu 21 Februari 2024. Dampak Tornado Rancaekek ini menyebabkan sejumlah kerusakan rumah warga hingga Pabrik.

BPBD Jabar mencatat 13 unit bangunan pabrik dan 10 unit rumah di Sumedang rusak sedang akibat Tornado Rancaekek.

Sedangkan di Kabupaten Bandung, kerusakan menerjang 4 bangunan pabrik, 47 unit rumah rusak ringan, 14 unit rumah rusak sedang, serta 26 unit rumah rusak berat akibat Tornado Rancaekek.

Baca Juga: VIRAL! Tahura Ir Djuanda Bandung Rusak Akibat Dilintasi Motor Trail, Begini Kondisinya

Analisa BRIN

Peneliti BRIN Erma Yulihastin mengatakan pusaran angin di Rancaekek tersebut masuk ke dalam kategori Tornado.

Erma menerangkan Tornado Rancaekek memiliki kecepatan angin yang cukup kencang yakni bisa mencapai 70 Km/ jam. Berbeda dengan puting beliung yang hanya mencapai 56/ jam.

Selain itu radius dampak dari Tornado sendiri lebih luas. Hal itu selaras dengan yang terjadi di Rancaekek yang menyebabkan dua kawasan yakni Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung yang terdampak.

Baca Juga: Bukan Puting Beliung, BRIN Sebut Rancaekek Diterjang Tornado Pertama di Indonesia

"Efek Tornado beda dengan puting beliung, Tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin Tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam," cuitnya di Twitter @EYulihastin.

Lebih lanjut BRIN akan melakukan rekonstruksi dan investigasi badai Tornado di Rancaekek.

"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini 21 Februari 2024. Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai Tornado pertama ini," lanjut dia.

Analisa BMKG

Sementara itu Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menyebutkan kejadian di Rancaekek bisa disebutkan dengan bencana angin puting beliung.

Hal itu kat Teguh Rahayu dilihat dari sebaran dampak yang hanya berkisar 3-4 KM.

Baca Juga: Pekerja Pabrik Alami Cedera Kepala hingga Kaki Cukup Serius Akibat Tertimpa Tembok di Rancaekek

"Puting beliung itu small Tornado. Jadi kalau orang kita itu menyebut puting beliung. Bedanya kalau Tornado kecepatan relatif tinggi lebih dari 70 km per jam. Kalau small Tornado di bawah 70 km per jam. Begitu juga dampaknya efek tornado besar bisa di atas 10 km dan lebih luas lagi. Kalau puting beliung 3-5 km. Kemarin dampak yang terjadi itu antara 3-4 km," ujarnya saat on air di Radio PRFM, Kamis 22 Februari 2024.

Lebih lanjut Teguh menjelaskan ada beberapa faktor penyebab terjadinya small Tornado atau puting beliung Rancaekek.

Menurut Teguh salah satu penyebab dari terjadinya small Tornado atau puting beliung Rancaekek karena faktor cuaca ekstrem di wilayah Jabar.

Baca Juga: NGERI! BRIN Sebut Badai Tornado di Rancaekek Kemarin 99,99 Persen Mirip dengan Tornado di AS

"Kemarin dipicu hujan intensitas tinggi disertai angin. Analisa kami terkait cuaca memang kemarin suhu muka laut hangat mendukung uap air ke jabar. Kelembapan lapisan udara 800-500 mb relatif basah. jadi faktor suhu muka laut ini memicu. Kemudian ada sirkulasi siklonik di sumatera ada netral poin dan pertemuan dan perlambatan angin. Dampak susulan adanya pertumbuhan awan awan cumulonimbus dan ini yang memicu hujan lebat," pungkasnya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler